IMPLEMENTASI
GURU KREATIF DAN BERKARAKTER MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING
DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
“KAPITA SELEKTA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
DOSEN
PENGAMPU :
WAHYUDIN,
S.Ag., M.Ag.
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 7 :
NAMA : ALFIA RAHMI
MASITAH
RAFI JAFRI YANTO
LOKAL : PAI B
SEMESTER : V (LIMA)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
TA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat
allah SWT Karena dengan rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “implementasi guru
kreatif dan berkarakter melalui endekatan happy learning”
Dalam makalah ini berisi tentang guru yang kreatif, guru
yang berkarakter, dan pendekatan happy learning. Semoga makalah ini berguna
bagi teman-teman khususnya mahasiswa STAI AULIAURASYIDIN Tembilahan Hulu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dalam
kekurangan. Baik dari segi penulisan maupun dari segi pembahasan materi. Oleh
sebab itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini.
TEMBILAHAN, 30 November 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
Pendahuluan..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................... 1
Pembahasan...................................................................................................... 2
A. Guru yang kreatif............................................................................................... 2
B. Guru yang berkarakter........................................................................................
2
C. Pendekatan Happy learning...............................................................................
4
Penutup............................................................................................................. 6
A. Kesimpulan........................................................................................................ 6
Daftar Pustaka.................................................................................................. 7
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komponen pendidikan yang paling menentukan karena peran dan fungsinya
yang amat strategis adalah guru. Karena demikian besar peran dan fungsinya yang
harus dimainkan oleh guru, hingga ada yang berpendapat andaikata tidak ada
gedung sekolah, tidak ada kurikulum dan komponen pendidikan lainnya, namun
masih ada guru dan murid, maka kegiatan pendidikan masih akan bisa berjalan.
Sejalan dengan terjadinya perubahan paradigm tersebut maka guru dimasa
sekarang dituntut agar semakin kreatif dan berkarakter, serta dapat
diimplementasiakn dalam kegiatan belajar mengajar ysng semakin mnyenangkan,
menggembirakan, menggairahkan, menginspirasi dan mencerahkan peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Bagaimana guru yang kreatif?
2. Bagaimana guru yang bekarakter?
3. Bagaimana pendekatan happy learning pada poses belajar mengajar?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui guru yang
kreatif
2. Mengetahui guru yang bekarakter
3. mengetahui pendekatan
happy learning pada poses belajar mengajar?
PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI GURU
KREATIF DAN BERKARAKTER MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING
A. GURU YANG KREATIF
Guru sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen adalah tenaga pendidik yang bertugas mengajar pada
jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah.
Sedangkan kreatif berasal dari bahasa Inggris creative yang berarti
memiliki daya cipta. Dengan demikian, guru yang kreatif adalah guru yang
memiliki kompetensi kepribadian yang baik, yang selanjutnya dapat mendukung
pelaksanaan tugas sebagai guru yang mengajar, membimbing, memberi teladan yang
baik, mengembangkan bakat dan potensi, serta bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya. Kompetensi kepribadian ini selanjutnya menjadi salah satu syarat bagi
seorang tenaga guru yang professional.
B. GURU YANG BERKARAKTER
Secara harfiah karakter berarti cetak biru , sidik jari, jati diri, sifat
dasar, watak yang melekat atau chemistry. Guru yang berkarakter adalah guru
yang memiliki jati diri, sifat dan watak dasar serta chemistry yang unik dan
jelas serta berbeda dengan orang lain. Guru yang berkarakter adalah guru yang
terbina potensi jasmani, rohani, intelektual, social dan berbagai kompetensi
lainnya secara utuh. Guru yang berkarakter juga adalah guru yang memiliki
kebebasan untuk menyatakan pilihannya secara betanggung jawab, serta mampu
berbuat dan bertindak dalam hubungannya dalam masyarakat.
Karakter guru yang demikian itu terciptanya melalui sebuah proses
pendidikan dan pembelajaran yang panjang. Yaitu mulai dari pendidikan yang
dialaminya semasa ia kecil dan hidup didalam lingkungan keluarga, hingga pendidikan
dan pembelajaran yang dialaminya di tingkat kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Selain itu, karakter guru tersebut juga tercipta melalui proses
pendidikan dan pembelajarannya yang dilakukan melalui interaksi dirinya dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya, dengan teman pergaulannya, dengan
organisasinya yang diikutinya, dan dengan berbagai kegiatan lainnya.
Guru yang berkarakter ini selanjutnya menjadi pusat perhatian dari para
ahli pendidikan, mengingat guru yang berkarakter ini sangat menentukan
keberhasilan pendidikan. Dalam hubungan ini, Imam Al-Ghazali misalanya
mengatakan, bahwa guru yang berkarakter itu adalah guru yang menetapkan pola
hidup zuhud (sederhana), ikhlas dalam melaksanakan tugasnya; menyayangi dan
melindungi peserta didik, bersikap pemaaf atas kesalahan yang dilakukan peserta
didik dan orang lain, bersikap adil dalam memperlakukan peserta didik,
senantiasa menambah ilmunya setiap saat; tidak mengajarkan mata pelajaran
berikutnya sebelum pelajaran yang pertama dikuasai dengan baik; satu nya kata
dan perbuatan (tidak munafik), berpandangan jauh kedepan, mengarahkan peserta
didik dalam melanjutkan studinya, dan tidak meminta upah dalam melaksanakan
tugasnya.
C. PENDEKATAN HAPPY
LEARNING
Pendekatan adalah terjemahan dari bahasa Inggis (approach) yang
selanjutnya diartikan sebagai titik tolakatau sudut pandangan. Pendekatan
tersebut dapat berupa konsep-konsep keimuan yang digunakan, atau kategori
lainnya. Sedangkan happy learning secara harfiah berarti pembelajaran yang
menyenangkan. Sedangkan dari sudut lain, happy learning merupakan sebuah sifat
dan karakter pembelajaran yang berbasis pada asumsi bahwa pada dasarnya manusia
lebih suka diperlkaukan dengan cara yang halus dari pada yang kasar, dengan
cara yang menggembiarakan dari pada yang menkutkan.
Pendekatan happy learning ini
menjadi semacam spirit atau jiwa yang mendasari pelaksanaan pendidikan. Dalam
praktiknya happy learning ini diwujudkan dalam model pembelajaran yang
mengundang peserta didik untuk berpartisipatif, aktif, kreaktif dan efektif dan
menyenangkan yang selanjutnya dikenl dengan istilah pakem.
Pendekatan happy learning juga terkait dengan pendekatan dalam proses
pembelajran yang bertumpu pada asumsi bahwa peserta didik adalah sebagai
individu yang merdeka, memiliki hak bicara, makhluk yang harus dihormati, serta
memiliki berbgai potensi, bakat dan talent yang perlu dibantu pengembangannya
dengan bertitik tolak pada kebebasan dan kemerdekaannya. Dengan asumsi ini maka
pendekatan happy learning terkait dengan pendekatan yang bertumpu pada
pembelajaran yang bertumpu pada peserta didik yang selanjutnya melahirkan
metode belajar mengajar yang amat variatif. Diantaranya cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
Melalui metode dan pendekatan yang berbasis pada peserta didik tersebut
diharapkan mereka dapat lebih kreatif , inovatif, imaginative, dan penuh
percaya diri sebagai akibat dari wawasan, pengalaman, keterampilan, serta
berbagai kemampuan lainnya yang diilikinya. Manusia yang demikian itulah yang
kelak akan mampu bersaing dan keluar sebagai pemenang ditengah-tengah kehidupan
global yang penuh tantangan dan kompetitif.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
guru yang kreatif dan berkarakter adalah guru yang memiliki kompetensi
kepribadian yang baik sebagai salah satu syarat guru yang professional. Guru
semacam ini sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
terutama dalam membangun karakter peserta didik yang mandiri, kreatif,
inovatif, berani mengambi keputusan yang diperhitungkan , berani mengambil
tanggung jawab ataskeputusannya, memiliki integritas pribadi, bermoral dan
berakhlak mulia, berusaha mengambil hikmah dan mamfaat atas
determinasiketerbatasan yang ada pada dirinya.
Pendektan happy learning adalah penddekatan yang bertumpu pada psikologi
peserta didik yaitu sebagai makhluk yang pada dasarnya lebih suka diperlakukan
dengan cara yang halus dari pada kasar, dan cara yang menyenangkan dari pada
cara yang menakutkan. Happy learning terkait dengan metode pembelajaran yang bertumpu
pada pencuptaan suasana lingkungan yang kondusif, sistem, sarana prasarana dan
lainnya yang memungkinkan berbagai potensi , bakat dan minat peserta didik
dapat dieksplorasi dan ditumbuhkan, dalam suasana yang partisipatif, aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Muzayyin Arifin. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam , Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Jamaludin, Abdullah, Aly. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam.
Bandung: CV. Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment