Thursday, 21 May 2015

makalah kapita selekta pendidikan agama islam


IMPLEMENTASI GURU KREATIF DAN BERKARAKTER MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN PENGAMPU :
WAHYUDIN, S.Ag., M.Ag.







DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :
NAMA   :           ALFIA RAHMI
                           MASITAH
RAFI JAFRI YANTO
LOKAL   :           PAI B
SEMESTER    :           V (LIMA)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
 AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
TA 2014/2015




KATA PENGANTAR
            Puji Syukur kehadirat allah SWT  Karena dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang implementasi guru kreatif dan berkarakter melalui endekatan happy learning
            Dalam makalah  ini berisi tentang guru yang kreatif, guru yang berkarakter, dan pendekatan happy learning. Semoga makalah ini berguna bagi teman-teman khususnya mahasiswa STAI AULIAURASYIDIN Tembilahan Hulu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dalam kekurangan. Baik dari segi penulisan maupun dari segi pembahasan materi. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini.
TEMBILAHAN, 30 November 2014


PENULIS





DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
Pendahuluan..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan............................................................................................... 1
Pembahasan...................................................................................................... 2
A. Guru yang kreatif............................................................................................... 2
B. Guru yang berkarakter........................................................................................ 2
C. Pendekatan Happy learning............................................................................... 4
Penutup............................................................................................................. 6
A. Kesimpulan........................................................................................................ 6
Daftar Pustaka.................................................................................................. 7








PENDAHULUAN
   A.   LATAR BELAKANG
Komponen pendidikan yang paling menentukan karena peran dan fungsinya yang amat strategis adalah guru. Karena demikian besar peran dan fungsinya yang harus dimainkan oleh guru, hingga ada yang berpendapat andaikata tidak ada gedung sekolah, tidak ada kurikulum dan komponen pendidikan lainnya, namun masih ada guru dan murid, maka kegiatan pendidikan masih akan bisa berjalan.
Sejalan dengan terjadinya perubahan paradigm tersebut maka guru dimasa sekarang dituntut agar semakin kreatif dan berkarakter, serta dapat diimplementasiakn dalam kegiatan belajar mengajar ysng semakin mnyenangkan, menggembirakan, menggairahkan, menginspirasi dan mencerahkan peserta didik.
  B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah
 1. Bagaimana guru yang kreatif?
 2. Bagaimana guru yang bekarakter?
 3. Bagaimana pendekatan happy learning pada poses belajar mengajar?
 C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui guru yang kreatif
2. Mengetahui guru yang bekarakter
3. mengetahui pendekatan happy learning pada poses belajar mengajar?











PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI GURU KREATIF DAN BERKARAKTER MELALUI PENDEKATAN HAPPY LEARNING
A.  GURU YANG KREATIF
Guru sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah tenaga pendidik yang bertugas mengajar pada jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah. Sedangkan kreatif berasal dari bahasa Inggris creative yang berarti memiliki daya cipta. Dengan demikian, guru yang kreatif adalah guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik, yang selanjutnya dapat mendukung pelaksanaan tugas sebagai guru yang mengajar, membimbing, memberi teladan yang baik, mengembangkan bakat dan potensi, serta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya. Kompetensi kepribadian ini selanjutnya menjadi salah satu syarat bagi seorang tenaga guru yang professional.
B.  GURU YANG BERKARAKTER
Secara harfiah karakter berarti cetak biru , sidik jari, jati diri, sifat dasar, watak yang melekat atau chemistry. Guru yang berkarakter adalah guru yang memiliki jati diri, sifat dan watak dasar serta chemistry yang unik dan jelas serta berbeda dengan orang lain. Guru yang berkarakter adalah guru yang terbina potensi jasmani, rohani, intelektual, social dan berbagai kompetensi lainnya secara utuh. Guru yang berkarakter juga adalah guru yang memiliki kebebasan untuk menyatakan pilihannya secara betanggung jawab, serta mampu berbuat dan bertindak dalam hubungannya dalam masyarakat.
Karakter guru yang demikian itu terciptanya melalui sebuah proses pendidikan dan pembelajaran yang panjang. Yaitu mulai dari pendidikan yang dialaminya semasa ia kecil dan hidup didalam lingkungan keluarga, hingga pendidikan dan pembelajaran yang dialaminya di tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Selain itu, karakter guru tersebut juga tercipta melalui proses pendidikan dan pembelajarannya yang dilakukan melalui interaksi dirinya dengan lingkungan masyarakat sekitarnya, dengan teman pergaulannya, dengan organisasinya yang diikutinya, dan dengan berbagai kegiatan lainnya.
Guru yang berkarakter ini selanjutnya menjadi pusat perhatian dari para ahli pendidikan, mengingat guru yang berkarakter ini sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Dalam hubungan ini, Imam Al-Ghazali misalanya mengatakan, bahwa guru yang berkarakter itu adalah guru yang menetapkan pola hidup zuhud (sederhana), ikhlas dalam melaksanakan tugasnya; menyayangi dan melindungi peserta didik, bersikap pemaaf atas kesalahan yang dilakukan peserta didik dan orang lain, bersikap adil dalam memperlakukan peserta didik, senantiasa menambah ilmunya setiap saat; tidak mengajarkan mata pelajaran berikutnya sebelum pelajaran yang pertama dikuasai dengan baik; satu nya kata dan perbuatan (tidak munafik), berpandangan jauh kedepan, mengarahkan peserta didik dalam melanjutkan studinya, dan tidak meminta upah dalam melaksanakan tugasnya.

C.  PENDEKATAN HAPPY LEARNING
Pendekatan adalah terjemahan dari bahasa Inggis (approach) yang selanjutnya diartikan sebagai titik tolakatau sudut pandangan. Pendekatan tersebut dapat berupa konsep-konsep keimuan yang digunakan, atau kategori lainnya. Sedangkan happy learning secara harfiah berarti pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan dari sudut lain, happy learning merupakan sebuah sifat dan karakter pembelajaran yang berbasis pada asumsi bahwa pada dasarnya manusia lebih suka diperlkaukan dengan cara yang halus dari pada yang kasar, dengan cara yang menggembiarakan dari pada yang menkutkan.
 Pendekatan happy learning ini menjadi semacam spirit atau jiwa yang mendasari pelaksanaan pendidikan. Dalam praktiknya happy learning ini diwujudkan dalam model pembelajaran yang mengundang peserta didik untuk berpartisipatif, aktif, kreaktif dan efektif dan menyenangkan yang selanjutnya dikenl dengan istilah pakem.
Pendekatan happy learning juga terkait dengan pendekatan dalam proses pembelajran yang bertumpu pada asumsi bahwa peserta didik adalah sebagai individu yang merdeka, memiliki hak bicara, makhluk yang harus dihormati, serta memiliki berbgai potensi, bakat dan talent yang perlu dibantu pengembangannya dengan bertitik tolak pada kebebasan dan kemerdekaannya. Dengan asumsi ini maka pendekatan happy learning terkait dengan pendekatan yang bertumpu pada pembelajaran yang bertumpu pada peserta didik yang selanjutnya melahirkan metode belajar mengajar yang amat variatif. Diantaranya cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Melalui metode dan pendekatan yang berbasis pada peserta didik tersebut diharapkan mereka dapat lebih kreatif , inovatif, imaginative, dan penuh percaya diri sebagai akibat dari wawasan, pengalaman, keterampilan, serta berbagai kemampuan lainnya yang diilikinya. Manusia yang demikian itulah yang kelak akan mampu bersaing dan keluar sebagai pemenang ditengah-tengah kehidupan global yang penuh tantangan dan kompetitif.













PENUTUP
A.  KESIMPULAN
guru yang kreatif dan berkarakter adalah guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik sebagai salah satu syarat guru yang professional. Guru semacam ini sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam membangun karakter peserta didik yang mandiri, kreatif, inovatif, berani mengambi keputusan yang diperhitungkan , berani mengambil tanggung jawab ataskeputusannya, memiliki integritas pribadi, bermoral dan berakhlak mulia, berusaha mengambil hikmah dan mamfaat atas determinasiketerbatasan yang ada pada dirinya.
Pendektan happy learning adalah penddekatan yang bertumpu pada psikologi peserta didik yaitu sebagai makhluk yang pada dasarnya lebih suka diperlakukan dengan cara yang halus dari pada kasar, dan cara yang menyenangkan dari pada cara yang menakutkan. Happy learning terkait dengan metode pembelajaran yang bertumpu pada pencuptaan suasana lingkungan yang kondusif, sistem, sarana prasarana dan lainnya yang memungkinkan berbagai potensi , bakat dan minat peserta didik dapat dieksplorasi dan ditumbuhkan, dalam suasana yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)




DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Muzayyin Arifin. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam , Jakarta: PT. Bumi Aksara
Jamaludin, Abdullah, Aly. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia
 


No comments:

Post a Comment