Wednesday, 24 December 2014

ilmu kalan dan tasawuf


PEMBAHASAN
KONSEP TASAWUF AMALI
A.      PENGERTIAN TASAWUF AMALI
Tasawuf amali adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah lainnya. Selain itu tasawuf ‘amali juga diartikan sebagai  tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf amali lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf amali atau hadah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT. Di dalamnya terdapat kaedah-kaedah suluk (perjalanan tarbiyah ruhaniyah), macam-macam etika (adab) secara terperinci,Untuk mencapai hubungan yang dekat dengan Tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan syariat atau ketentuan ketentuan agama.
 Ketaatan pada ketentuan agama harus diikuti dengan amalan amalan lahir maupun batin yang disebut tariqah. Dalam amalan-amalan lahir batin itu orang akan mengalami tahap demi tahap perkembangan ruhani. Ketaatan pada syari’ah dan amalan-amalan lahir-batin akan mengantarkan seseorang pada kebenaran hakiki (haqiqah) sebagai inti syariat dan akhir tariqah. Kemampuan orang mengetahui haqiqah akan mengantarkan pada ma’rifah, yakni mengetahui dan merasakan kedekatan dengan Tuhan melalui qalb. Pengalaman ini begitu jelas, sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya itu.

B.       ISTILAH-ISTILAH DALAM TASAWUF AMALI
dilihat dari segi keilmuannya tingkatan tasawuf terbagi menjadi, Syari’at, Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat.

1.      Syariat
Syari’at adalah kualitas amal lahir –formal yang ditetapkan dalam ajaran agama melalui Al-qur’an dan sunnah. Defenisi lain mengatakan bahwa syari’at adalah amalan-amalan lahir yang difardukan dalam Agama, yang biasanya dikenal sebagai rukun Islam dan segala hal yang berhubungan dengan itu bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rasul.
Sebab itu, dapat dikatakan bahwa syari’at adalah ilmu ibadah yang cenderung hanya menyentuh aspek lahir manusia dan tidak menyentuh aspek batin manusia. Syari’at mereka artikan sebagai amalan-amalan lahir yang difardukan dalam Agama, yang biasanya dikenal sebagai rukun Islam dan segala hal yang berhubungan dengan itu bersumber dari Al Quran dan Sunnah Rasul.

2.      Thariqat
Tariqat persamaan katanya menurut segi bahasa: “mazhab” yang berarti “jalan”. Thariqat menurut istilah tasawuf adalah jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam mencapai tujuan berada sedekat mungkin dengan tuhan. Thariqat adalah jalan yang ditempuh para sufi dan digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syari’at, sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan anak jalan disebut dengan thariq. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa thariqat adalah cabang dari syari’at yang merupakan pangkal dari suatu ibadah. Hal ini dapat pula digambarkan bahwa tidak mungkin adanya suatu ibadah yang dilakukan tanpa adanya perintah yang mengikat. Sehingga untuk menempuh anak jalan yang menuntun kepada hakikat tujuan ibadah harus mengerti terlebih dahulu akar atau pangkal dari jalan tersebut, yaitu syari’at (landasan hukum). Sehingga dapat digambarkan bahwa jalan-jalan tersebut terbagi kedalam tiga batasan antara manusia dan teologis, yakni syari’at, thariqat dan hakikat.

3.      Haqiqah
Haqiqah yaitu diartikan sebagai aspek batiniah. Haqiqah merupakan rahasia yang paling dalam dalam, dari segala amal dan inti inti dari shariah, dan akhir dari perjalanan yang ditempuh seorang sufi. Antara syari’at dan hakikat tidak boleh terpisahkan. Syariat yang dilakukan tanpa memperhatikan unsur hakikat seperti sebuah bangunan kosong dan belum di hias. Sedangkan hakikat tanpa syariat akan seperti perhiasan tanpa yang dihias, sehingga akan menjadi tumpukan barang yang acak. Oleh karena itu kedua aspek penting dari agama kita itu tidak dihayati secara terpisah, tetapi dilaksanakan sebagai dua hal yang saling melengkapi dan harus dilakukan secara seimbang.

4.      Ma’rifat
Ma’rifat berasal dari kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfan, ma’rifah artinya adalah pengetahuan, pengalaman dan pengetahuan illahi. Ma’rifat adalah kumpulan ilmu pengetahuan, perasaan, pengalaman, amal dan ibadah kepada Allah SWT.Dalam istilah tasawuf ma’rifat adalah pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang tuhan yang diperoleh melalui sanubari. Sebagian besar para sufi mengatakan bahwa ma’rifat adalah puncak dari tasawuf, yakni mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Oleh karena itu, para sufi berkeyakinan bahwa setiap orang yang menempuh jalan tasawuf dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh ia akan sampai pada akhir tujuan tasawuf itu sendiri yaitu mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, yakni ma’rifat.

Para sufi beranggapan bahwa ma’rifat adalah ilmu laduni, yakni ilmu yang di diperoleh dari anugerah tuhan yang tidak dapat didapat lewat usaha manusia.Hal ini berarti bahwa ilmu ini diberikan oleh tuhan kepada hambanya yang diistimewakan atau dipilih melalui ketakwaan, kesalehan dan sufi. Untuk mendapatkan ma’rifat seorang sufi harus menyucikan jiwa dari perbuatan-perbuatan yang kotor dan memperbaiki diri dengan sebaik-baiknya serta melakukan pendakian tingkatan-tingkatan rohani yang disebut dengan maoqamat yang mana tujuan akhir dari pendakian tersebut adalah ma’rifat yakni mengenal Allah dengan sebenar-benarnya
Dinamakan tasawuf ‘amali adalah karena sisi amal di dalamnya lebih dominan dari sisi nazari (teori), akan tetapi tidak berarti tasawuf ini kosong dari teori, bahkan sisi ini lebih sempurna dan komprehensip dari sisi pertama. Istilah ‘amali di sini menunjukkan bahwa tasawuf ini telah menjadi sebuah madrasat tariqah (tarbiyah ruhiyah kolektif) yang terorganisir.

 Dilihat dari tingkatan tasawuf terbagi menjadi mubtadi’,mutawasit  dan muntahi:
1.      Mubtadi’ yaitu orang yang baru memulai memepalajari shari’ah
2.      Mutawasit, yaitu seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang shariat Islam.
3.      Muntahi, yaitu seseorang yang ilmu shari’ahnya telah matang. Dan telah menjalani tariqah dan mendalami ilmu bathiniah sehingga jiwanya bersih dan tidak melakukan maksiat.

C.      TOKOH-TOKOH DALAM TASAWUF AMALI
1.          Shaykh Abd al-Qodir al-Jilani (470 H/1077 M - 561 H/1166 M)
dia adalah orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk thariqah yaitu thariqat Qadiriyah beliau di sebut sebagai wali Qutb ( poros spiritual/ titik sentral para sufi) bahkan di beri gelar Ghaust al-A’zham ( pemberi pertolongan terbesar) Kemudian diikuti oleh
2. Imam Ahmad al-Rifa’i (w.578 H/1106 M)
3. Imam Abu al-Hasan al-Shadhili,
4. Imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791 M), dan Imam lainya.
Mereka adalah ulama-ulama dalam ilmu-ilmu Islam, dan teladan yang baik dalam akhlak yang mulia, serta para murshid yang membimbing untuk sampai kepada ma’rifah kepada Allah SWT dengan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Tasawuf ‘amali ini identik dengan aliran thariqah sufiyyah yang didalamnya ada berbagai unsur praktik ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menekankan aspek amaliah. Artinya, dalam melaksanakan tasawuf tidak hanya sekedar teori tetapi juga praktik, sehingga lebih bisa merasakan tujuan utama daripada tasawuf yaitu dekatnya seorang makhluq kepada al-Khaliq.











PENUTUP
1.        KESIMPULAN





























DAFTAR PUSTAKA
Haderaniie.-. 4M (Ma’rifat, Musyahadah, Mukasyafah dan Mahabbah). Surabaya : Nur Ilmu Surabaya
Kartanegara, Mulyadhi. 2006. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta: Erlangga


No comments:

Post a Comment